Biodata :
Nama Lengkap : Ana Qomariyah, S.Pd
Tempat/Tanggal Lahir : Jepara, 21 April 1994
Tempat mengabdi : SMPIT Permata Papua Kabupaten Mimika
Email : anaqomariyahbusro69@gmail.com
Judul Praktik Baik : Mengubah Mindset Pembelajaran IPS yang sarat hafalan dengan pembelajaran kontekstual di Masyarakat

SITUASI
Mindset adalah sekumpulan cara berfikir atau kepercayaan yang menentukan perilaku, sikap, pandangan akan masa depan seseorang (Gunawan, 2007:14). Sedangkan menurut ahli lainnya Menurut Mulyadi “2007:71”, mindset merupakan sikap mental mapan yang dibentuk melalui pendidikan, pengalaman dan prasangka. Sehingga mindset pada seseorang akan mempengaruhi dalam dirinya untuk bertindak. Adanya mindset yang tertanam dalam diri peserta didik saat inilah yang akan membawa perubahan dalam dirinya. Mindset pembelajaran IPS yang sarat dengan banyaknya teori dan materi serta hafalan menjadikan pembelajaran IPS tidak banyak diminati oleh peserta didik. Situasi inilah yang saya temui dan hadapi dimana tempat saya mengabdikan pendidikan profesi yang saya miliki. Yaitu di SMPIT Permata Papua sebuah sekolah yang terletak di Ujung Timur Indonesia. Sekolah yang terus ingin melakukan inovasi perubahan. Letaknya berada di Kabupaten Mimika Baru Provinsi Papua
Pada tulisan praktik baik ini saya akan menuliskan tentang bagaimana metode yang saya gunakan untuk merubah mindset peserta didik atas apa yang telah saya hadapi diatas yaitu dengan mengajar berpusat pada peserta didik (Student centered Learning). Tulisan ini penting untuk saya bagikan sebagai bahan refrensi dan perenungan bagi pendidik lainnya agar dalam menciptakan kelas dengan berpusat kepada siswa karena pembelajaran sekarang ini bisa didapat dari sumber belajar manapun dan sudah seharusnya guru bertindak sebagai fasilitator (menfasilitasi peserta didik) pada HOTS (High Order Thingking Skills) dan penguasaan tekhnologi. Karena pembelajaran berpusat pada siswa hanya mampu dilakukan jika pembelajaran yang kita rancang adalah pembelajaran berbasis teknologi dan kontekstual. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk menemukan pembelajaran nyata dan dapat mengambil hikmah pembelajaran secara nyata
Pada praktik baik ini saya berperan sebagai perencana atau penyusun rencana pembelajaran sebagai guru atau fasilitator dalam pembelajaran dan melalukan evaluasi serta tindak lanjut dari proses dan hasil pembelajaran
TANTANGAN
Merancang pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik secara kontekstual tidaklah semudah yang kita bayangkan. Terdapat banyak tantangan yang saya hadapi dalam pelaksanaannya yaitu merubah pola pikir peserta didik yang terbiasa hanya menerima informasi dari guru serta memberi stimulus agar mampu berfikir pada level HOTS. Mengajak peserta didik untuk mengamati fenomena di lingkungannya secara langsung juga membutuhkan waktu, tenaga yang tidak sedikit, serta mempertimbangkan kebutuhan setiap peseta didik sebagai suatu individu ataupun kelompok sehingga dapat mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran sepanjang waktu. Juga menuntut kemampuan guru dalam melihat potensi materi dengan kondisi lingkungan sekitar agar guru dapat berinovasi mengkaitkan dengan pembelajaran yang bermakna.
Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam pelaksanaan praktik baik ini yaitu peserta didik kelas IX berjumlah 27 peserta didik sebagai objek. Kepala sekolah yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingannya. Rekan guru sebagai teman diskusi dalam merancang dan melaksanakan serta dosen dan guru pamong PPG sebagai pengamat dan memberi evaluasi serta umpan baik.
AKSI
Adapun langkah-langkah yang saya lakukan dalam menghadapi tantangan dalam praktik baik adalah :
- Memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa pembelajaran IPS bukanlah pembelajaran pmenghafal, lebih dari itu banyak kebaikan dan ilmu yang didapat saat belajar IPS, peserta didik dapat mengambil hikmah dalam setiap pelajaran dana dapat mengambil ilmu langsung di lapangan
- Menyiapkan atau menfasilitasi sumber belajar peserta didik dri arah manapun
- Memberi arahan yang jelas kepada peserta didik
Strategi yang saya gunakan dalam praktik baik ini adalah :
- Memilih materi yang kontekstual atau dekat dengan kehidupan peserta didik sehingga peserta didik tidak meraba atau berangan-angan melainkan melihat kenyataan dalam masyarakat karena hal ini akan memberikan pengalaman belajar peserta didik yang tidak akan terlupa.
- Memilih materi yang bermanfaat bagi peserta didik sehingga peserta didik merasa lebih tertarik dan antusias terhadap pembelajaran IPS
- Menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) atau problem based learning (PBL) pada model pembelajaran ini peserta didik akan terfasilitasi dalam kerja kelompok serta memacu peserta didik dalam berfikir kritis, kreatif, inovatif, komunikatif membangun kelompok belajar yang aktif.
Adapun tahapan-tahapan yang saya lakukan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah :
- Memilih materi atau topik yang akan diajarkan yang bermanfaat serta kontekstual atau dekat dengan kehidupan peserta didik.
- Peserta didik diberi arahan jelas tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu berpusat pada mereka dengan bantuan beberapa aplikasi yang akan membantu peserta didik dalam mengindetifikasi, menemukan informasi serta menyelesaikan produk atau menyelesaikan masalah dan diakhir sesi pembelajaran peserta didik akan mempersentasikan produk yang telah dibuat bersama kelompok masing-masing.
- Dalam langkah-langkah pembelajaran, saya hanya sebagai fasilitator yang mendampingi, memberikan klarifikasi atau peneguhan serta mengoreksi jika ada kekeliruan. Sebagai seorang guru hal ini tentu harus dilatih karena selama ini saya terbiasa mengajar dengan menggunakan metode ceramah. Sehingga dengan merubah rancangan pembelajaran menjadi pembelajaran berpusat pada siswa juga butuh latihan dan kesabaran.
- Dalam tahap identifikasi atau penentuan masalah serta penyelesaian masalah, peserta didik mencari dari berbagai sumber seperti google atau aplikasi lainnya, melakukan diskusi bersama teman kelompok dan mendapatkan bimbingan atau arahan dari saya sebagai fasilitator.
- Saya sebagai fasilitator memastikan ketersediaan Ipad dan jaringan internet yang stabil. Sehingga proses pembelajaran yang berpusat pada siswa bisa terwujud karena tanpa fasilitas tersebut maka pembelajaran yang berpusat pada siswa akan sulit untuk dicapai dikarenakan peserta didik akan kesulitan mencari sumber informasi lainnya.
- Pada praktik baik ini saya mengambil topik globalisasi dan dampaknya terhadap kehidupan nyata peserta didik. Saya memilih topik ini karena dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
- Pada praktik baik ini produk yang dihasilkan oleh peserta didik yaitu video pendek yang kemudian mereka hasilkan bersama kelompoknya.
Refleksi Hasil dan dampak
Dampak dari praktik baik yang saya lakukan adalah peserta didik menjadi aktif dan merasa menjadi pemeran utama dalam proses pembelajaran sehingga lebih mudah dalam menyerap dan mengingat apa itu globalisasi dan bagaaimana dampak globalisasi dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga harapan saya saat mereka dapat mencari dan menggali lebih dalam dampak globalisasi peserta didik dapat mengambil hikmah dari pembelajaran tersebut. Dapat menggunakan dengan bijak sosial media, handphone yang ia miliki. Dan dengan metode ini anak-anak terfasilitasi untuk berinteraksi dan mengasah kemampuan berfikir pada HOTS.
Hasil dari pembelajaran berpusat pada peserta didik sangat efektif dan mendapatkan respon yang positif dari rekan guru, peserta didik dan dosen pembimbing, serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang bisa saya simpulkan dari hasil penilaian akhir terkait peningkatan berfikir kritis dan mampu mengambil langkah dari pembelajaran tersebut . Faktor keberhasilan dari praktik ini adalah adanya fasilitas yang memadai seperti gadget, jaringan internet serta arahan yang jelas dari guru juga kekompakan dalam kelompok. Dari keseluruhan proses yang telah saya jalankan saya bisa mengambil pelajaran bahwa seorang guru bukanlah pemegang kekuasaan dalam kelas tapi sebagai fasilitator bagi peserta didik dan ketika anak-anak diberi kesempatan untuk berperan aktif dan berusaha mencari informasi sendiri maka pembelajaran lebih efektif dan peserta didik merasa lebih mudah memahami makna pembelajaran dan ada hal postitif yang didapatkan , serta pentingnya seorang guru menguasai teknologi sehingga bisa mendidik peserta didik sesuai dengan zamannya. Walaupun praktik ini secara keseluruhan berhasil namun ada hal yang saya rasakan belum maksimal yaitu melakukan pendampingan bagi peserta didik yang agak lambat dalam menangkap penjelasan saya serta beberap siswa masih pasif karena terbiasa dengan pembelajaran berpusat pada guru.

